
- Pendampingan Pemeriksaan BPK RI
- Kegiatan Tanam Padi Jajar Legowo Demplot CSA SIMURP th 2023
- BPP BANYUURIP KUATKAN PERAN DAN FUNGSI MELALUI STUDY TIRU AYAM KUB
- DISTRIBUSI KARTU TANI KECAMATAN BUTUH
- Vaksinasi, Pencegahan dan Pengobatan Lumphy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Purworejo
- KECAMATAN PITURUH MEMASUKI MUSIM TANAM KE 2 PADI
- Ubinan Padi Bersama Forkompinca Kecamatan Kutoarjo
- Ubinan Poktan Prasojo Semawung hasil kerjasama dengan Petrokimia
- Pelatihan Pembibitan Tanaman Hortikultura, Kelompok Tani Muda Berkarya, Desa Semagung Kec. Bagelen
- DUKUNG PROGRAM SCALLING UP SIMURP, POKTAN DI DESA SEBOROPASAR NGOMBOL BUAT PUPUK ORGANIK
Pemeriksaan Kebuntingan Sapi
Berita Terkait
- SOSIALIISASI PERMENTAN NO 10 TAHUN 2022, KEBIJAKAN PUPUK BERSUBSIDI0
- DKPP Bagikan 160 Ekor domba kepada 16 Kelompok di Kabupaten Purworejo0
- BPP BAGELEN BERMITRA USAHA DALAM UPAYA KURANGI KERESAHAN PETANI TENTANG KETERBATASAN PUPUK BERSBSIDI.0
- DKPP Kab. Purworejo Lakukan Kerjasama Dengan BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL (BRIN)0
- 155 ekor ternak sapi PO dihibahkan kepada 31 kelompok di Kabupaten Purworejo0
- Bimbingan Teknis Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani BPP Purworejo0
- Penyusunan dan Penerapan Kebijakan Pembinaan SDM0
- Penetapan Struktur, Tugas, dan Fungsi Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian0
- KOMPOSTER PENGURAI SAMPAH ORGANIK DARI DAPUR DENGAN EMBER TUMPUK0
- Demplot Inisiasi Tembakau di Dataran Tinggi Bruno0
Berita Populer
- Solusi Mengatasi Kesulitan Beranak Pada Kambing Betina
- INGIN BULIR PADI PADAT BERISI, APLIKASIKAN SCORE ALAMI YUKSSS
- Supervisi Varietas padi Siam Siam
- Pemeriksaan Kebuntingan Sapi
- Apa Itu Keamanan Pangan...?????
- Kelemahan Rice Transplanter
- Pembentukan KWT
- CPCL Penerima Bantuan TA 2021
- Kasus Reproduksi Pada Sapi Betina
- Farm Field Day (FFD) atau hari temu lapang petani

Pemeriksaan Kebuntingan (PKB) Pada Sapi
Dalam budi daya sapi terutama pada usaha pembibitan, salah satu titik kritisnya adalah masalah kebuntingan yang muaranya adalah dihasilkannya pedet sebagai produk usaha pembibitan. Terjadinya kebuntingan pada seekor sapi melibatkan banyak faktor antara lain faktor sapi, pemilik, pakan dan inseminator.
Persyaratan sapi yang bisa bunting adalah sehat baik sehat secara umum maupun sehat reproduksinya. Ketercukupan pakan baik kuantitas dan kualitasnya juga menjadi unsur penunjang utama tercapainya status Kesehatan yang prima. Pemilik/peternak juga harus mumpuni dalam pengetahuan reproduksi sapi khususnya terkait dengan tanda-tanda sapi estrus dan waktu yang tepat untuk mengawinkan sapinya. Inseminator menjadi eksekutor pada proses perkawinan sapi diera sekarang dimana sapi kawin sudah menggunakan semen beku, sudah jarang sekali menggunakan sapi jantan untuk mengawini sapi betina.
Lama kebuntingan pada seekor sapi berkisar kurang lebih 290 hari, bisa maju atau mundur sedikit. Untuk memastikan bahwa seekor induk sapi bunting dibutuhkan pemeriksaan kebuntingan melalui berbagai cara pemeriksaan seperti USG, pemeriksaan kadar hormone dalam darah maupun lewat metode eksplorasi rektal. Dengan USG pemilik akan dapat melihat hasil pemeriksaan secara langsung di layar monitor kondisi kebuntingannya sedangkan pemeriksaan kadar hormon tidak praktis untuk kondisi lapangan dan biayanya relatif mahal. Metode yang paling praktis adalah melalui pemeriksaan explorasi rektal yaitu metode pemeriksaan kebuntingan dengan cara memasukkan tangan petugas kedalam perut sapi melalui saluran feses untuk kemudian dapat memeriksa kondisi uterus (Rahim) yang dapat dilaksanakan oleh dokter hewan, paramedik PKB (pemeriksa kebuntingan) ataupun paramedic ATR (asisten Teknik reproduksi). Dalam SOP pemeriksaan kebuntingan dengan explorasi rektal dilakukan setelah umur kebuntingan lebih dari dua (2) bulan.
Pada hari Kamis, 01 September 2022 telah dibawa ke UPT PUSKESWAN Mranti dua (2) ekor indukan sapi dengan menggunakan kendaraan pick up. Sapi tersebut milik Bapak Bastomi yang beralamat di Bringin, Bayan Purworejo. Keperluannya adalah untuk memeriksakan kebuntingan sapinya yang telah dikawinkan secara buatan.
Setelah dilakukan anamnesa dan diperoleh data riwayat reproduksi sapi – sapi tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan dengan metode explorasi rectal. Dengan menggunakan glove dikedua belah tangan yang telah diberi pelicin, dokter hewan memeriksa status kebuntingan dua ekor indukan sapi tersebut. Mengingat tidak tersedianya kandang jepit untuk restrain sapi yang akan diperiksa maka diputuskan untuk dilakukan pemeriksaan di atas pick up dengan menggunakan kursi.
Dari pemeriksaan tersebut hasilnya menunjukkan bahwa kedua ekor indukan sapi dalam kondisi bunting dimana yang satu ekor (kiri) bunting 4 (empat) bulan dan yang satunya (kanan) bunting 7 (tujuh) bulan. Kepada pemilik disampaikan ucapan selamat dan dipesankan untuk menambah asupan pakannya sehingga tumbuh kembang foetus dalam kandungan bisa optimal, induk sehat dan pada waktunya dapat melahirkan dengan selamat baik untuk pedet maupun induknya.