
- Kegiatan sekolah lapang penerapan inovasi teknologi
- Pembinaan dan Pengawasan Sumber Bibit Ternak Kambing Kaligesing
- POKTAN MUJI RAHAYU LAKUKAN GERDAL HAMA TIKUS DENGAN PENGEMPOSAN
- Sekolah Lapang Padi 2023, di Poktan Sido Harjo Desa Tunggorono Kecamatan Kutoarjo
- BPP BUTUH MELAKUKAN DROPING BANTUAN PUPUK HAYATI CAIR KE KELOMPOK TANI
- DISRIBUSI BANTUAN PANGAN PEMERINTAH DI KECAMATAN BAYAN
- SeranganPenyakit Patek / Antraknosa, Ancam Petani Cabai di Karanggedang Bruno
- TEMU TEKNIS INISIASI TEMBAKAU PADA DATARAN TINGGI
- HALAL BI HALAL DAN PERTEMUAN KTNA KECAMATAN GEBANG
- SL Padi Tahun 2023 dBPP Purworejo di Semawung
WASPADAI USTILAGO PADA TANAMAN PADI, DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
Berita Terkait
- PELATIHAN DAN UJI PENGGUNAAN ALSIN PENGOLAHAN PASCA PANEN KWT TLAGA MAKMUR, LIMBANGAN, BENER0
- KT. Sedyo Maju Wonotulus adakan Rembug Rani Dukung Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) Tahun 2023. 0
- Monitoring PSAT Bidang Pangan DKPP Kabupaten Purworejo0
- PEMBUKAAN PASAR TANI, BAZAR DURIAN DAN VAKSIN RABIES SELASA, 14 JANUARI 20230
- PITURUH MEMASUKI PANEN RAYA PADI0
- PELAKSANAAN UBINAN LOMBA PROVITAS PADI JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2022 TINGKAT KECAMATAN0
- Ubinan, salah satu teknik untuk menghitung produktifitas tanaman pangan0
- Pembuatan Starter Pupuk Organik Cair dari buah dan sayuran segar0
- BUDIDAYA IKAN DALAM EMBER0
- Senam ZUMBA rangkaian Hari Jadi Purworejo Ke 192 Tahun 20230
Berita Populer
- Solusi Mengatasi Kesulitan Beranak Pada Kambing Betina
- INGIN BULIR PADI PADAT BERISI, APLIKASIKAN SCORE ALAMI YUKSSS
- Supervisi Varietas padi Siam Siam
- Pemeriksaan Kebuntingan Sapi
- Padi Varietas INPARI 32 (Inbrida Padi Sawah Irigasi) Cocok untuk Bagelen
- Apa Itu Keamanan Pangan...?????
- Penyakit hawar daun bakteri pada tanaman Padi
- Kelemahan Rice Transplanter
- Pembentukan KWT
- CPCL Penerima Bantuan TA 2021

WASPADAI USTILAGO PADA TANAMAN PADI,
DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
GRABAG NEWS – Hal yang paling membahagiakan bagi petani petani adalah melihat tanamannya sehat sampai menjelang panen tiba. Namun ketika menjelang panen, petani melihat bulir padinya menyerupai popcorn kuning, bulir padi seperti meletus dan diselimuti gumpalan kuning bertepung, tentu kecewa yang dirasakan. Meskipun masih bisa dipanen, namun bulir padi yang dipenuhi spora kuning membuat hasil panen menjadi kotor dan menurunkan produktivitas tanaman. Seperti yang dialami oleh Pak Warsudi, petani dari Desa Patutrejo, Grabag, ketika dilakukan pengamatan pada Kamis (9/2/23) oleh POPT Kecamatan Grabag, Ibu Wakhidatun Jamaliyah dan penyuluh wibi Patutrejo, Suharyanto ternyata tanaman padi dalam satu petaknya sudah banyak yang ditumbuhi jamur dengan warna kuning ini.
Dalam kesempatan yang sama, Pak Waluyo, petani Desa Patutrejo yang tanaman padinya juga banyak ditumbuhi jamur ini, mengungkapkan, meskipun hanya terjadi pada beberapa bulir padi pada malai, dan tidak begitu besar dampaknya jika dibandingkan dengan penyakit kresek atau penyakit blast (patah leher) namun jika dibiarkan saja tanpa pengendalian, jamur ini semakin banyak dan dapat menurunkan kualitas gabah yang dihasilkan.
“Di tempat kami, penyakit ini biasa disebut penyakit gosong palsu karena memang bulir padinya semakin lama semakin menghitam. Penyakit ini juga tergolong sangat mudah menular, karena ketika satu petak sawah sudah terserang jamur ini, maka petakan sebelahnya juga menunjukkan gejala yang sama”, tandas beliau.
Seperti yang diungkapkan oleh POPT Kecamatan Grabag, Ibu Wakhidatun Jamaliyah, bahwa ketika melihat atau mendapati tanaman padi mengalami pecah bulir sehingga bulir-bulir padi diselimuti jamur menyerupai popcron kuning, berarti padi terserang jamur Ustilaginoidea Virens atau biasa disebut jamur Ustilago sp.
“Jamur Ustilago sp, biasa ditemui pada tanaman padi dan jagung. Jamur Ustilago sp, pada padi bisa dipicu karena tanaman padi terlalu banyak mendapat pupuk nitrogen (urea) sehingga membuat bulir-bulir padi meletus dan berjamur seperti oncom. Jamur ustilago sp, juga bisa terjadi karena tanaman padi yang terlalu lembab sehingga dapat memicu jamur ini berkembang biak.” ungkap beliau.
Beliau juga menambahkan, bahwa gejala penyakit pada tanaman padi yang disebabkan oleh cendawan jamur Ustilaginoidea Virens ini, adalah salah satu jenis penyakit pada tanaman padi yang paling sering terjadi pada musim penghujan. Karena kondisi lembab, maka jamur banyak bermunculan. Selain itu, pecahnya bulir ini ada kaitannya dengan pemberian pupuk nitrogen yang tidak diimbangi dengan pupuk kalium. Ada kalanya juga karena faktor teknis perawatan yang tidak tepat. Seperti melakukan penyemprotan ketika proses pembungaan atau penyerbukan sedang berlangsung. Hal ini menyebabkan sekam padi yang sedang membuka akhirnya tidak bisa menutup karena adanya cairan semprot yang masuk pada sekam tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Ibu Wakhidatun Jamaliyah juga menjelaskan, ketika serangan jamur Ustilago sp pada tanaman padi sudah mencapai ambang batas pengendalian, maka penggunaan fungisida untuk mengatasi jamur Ustilago sp merupakan tindakan yang harus dilakukan.
“Pedoman untuk memilih fungisida yang tepat, kita harus tahu terlebih dahulu, jenis jamur yang sedang menyerang tanaman kita. Kenapa demikian? karena ada beberapa fungisida yang hanya kuat untuk kelompok jamur A namun tidak kuat untuk kelompok jamur B. Namun ada juga fungisida yang kuat untuk kedua kempok jamur tersebut”, tambahnya lagi.
Untuk mempermudah dalam menentukan fungisida untuk mengatasi jamur Ustilago sp pada tanaman padi, maka ada 2 tindakan pengendalian, yaitu secara protektif dan secara kuratif. Tindakan secara protektif merupakan pengendalian sebelum terjadi serangan. Pengendalian secara kuratif merupakan tindakan pengendalian yang dilakukan ketika jamur sudah mulai menyerang tanaman. Namun yang perlu diingat bahwa, penggunaan fungisida sebagai tindakan protektif yaitu sebelum penyakit menginfeksi tanaman, bertentangan dengan pola pengendalian terpadu. Cara terbaik adalah menggunakannya sebagai perlakuan benih (seed treatment) dengan mencampurkan fungisida pada air yang digunakan untuk merendam benih.
“Agar tanaman padi terhindar dari penyakit jamur ustilago sp ini, sebaiknya petani tidak menggunakan pupuk urea (nitrogen) secara berlebihan, karena selain bisa memicu tumbuhnya jamur Ustilago sp, penggunaan pupuk urea secara berlebihan dapat mengakibatkan batang-batang padi mudah roboh/rebah. Selain itu mengatur jarak tanam padi juga diperlukan agar tanaman padi cukup mendapat sinar matahari sehingga tidak terjadi kelembaban pada tanaman sehingga jamur Ustilago sp, tidak bisa berkembang biak. Jika ditemukan tanaman padi yang terserang jamur ustilago sp, sebaiknya petani membuang bulir padi yang terserang jamur ustilago agar tidak menyebar ke bulir-bulir padi yang lain”, ungkap beliau mengakhiri pengamatannya.