Waspada PPR (Peste des Petite Ruminant)

By DINPPKP 19 Mei 2023, 12:57:00 WIB Peternakan dan Keswan
Waspada PPR (Peste des Petite Ruminant)

Waspada PPR (Peste des Petite Ruminant)

 

Baru-baru ini kementerian Pertanian mengumumkan untuk adanya kewaspadaan terkait penyakit virus baru yang menyerang kambing domba yaitu Peste des Petite Ruminant.

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang termasuk dalam genus Morbilivirus dan Family Paramyxoviridae. Virus bermateri genetik RNA ini memiliki empat galur, dimana galur 1-3 mendominasi wilayah Afrika hingga Timur Tengah dan galur 4 yang mendominasi wilayah Asia.

Di wilayah Asia, PPR ditemukan di berbagai negara seperti China, India dan Mongolia. Pada bulan Februari 2021, kasus PPR dilaporkan di Thailand dan menjadi kasus PPR pertama di wilayah Asia Tenggara.  Hingga saat ini, Indonesia belum melaporkan adanya kasus PPR.

Office International des Epizooties (OIE) menetapkan PPR sebagai salah satu penyakit yang masuk dalam daftar penyakit yang wajib dilaporkan (OIE List of Notifable Diseases). Penyakit ini memiliki tingkat penularan dan tingkat kematian yang tinggi sehingga sangat berpengaruh terhadap keadaan ekonomi wilayah yang bergantung pada produksi ruminansia, khususnya ruminansia kecil. Tingkat penularan PPR dapat mencapai 90% hingga 100% dan tingkat kematiannya dapat mencapai 50% hingga 100%. Tingkat penularan dan tingkat kematian PPR dilaporkan lebih tinggi pada ternak muda dan di wilayah non endemik.

PPR tidak memiliki vektor atau tidak ditularkan secara mekanis. Penularan utama terjadi melalui aerosol dan kontak langsung terhadap ternak terinfeksi. Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui peralatan kandang, pakan, wadah air minum, dan peralatan lainnya.

Masa inkubasi PPR adalah 3-6 hari. Gejala awal yang muncul adalah demam dengan suhu mencapai 41˚C yang diikuti dengan depresi atau ternak menunjukkan tanda-tanda gelisah dan kesulitan bernafas. Demam ini dapat terjadi selama 3 sampai 5 hari. Selain itu, ditemukan leleran hidung, radang mata, diare berat (dengan bentuk feses yang cair hingga berdarah), dan batuk. Setelah 5 hari, ternak akan mengalami dehidrasi berat, penurunan suhu tubuh, kesulitan bernapas yang berat dan berujung pada kematian. Pada kasus perakut (umumnya pada kambing), sering terjadi kematian mendadak yang ditandai dengan demam tinggi dan depresi.