SOLUSI JITU PERTANIAN CERDAS IKLIM ALA KELOMPOK TANI SRI DADI , SINGKILWETAN NGOMBOL

By DINPPKP 21 Feb 2023, 15:25:20 WIB Penyuluhan
SOLUSI JITU PERTANIAN CERDAS IKLIM ALA KELOMPOK TANI SRI DADI , SINGKILWETAN NGOMBOL

SOLUSI JITU PERTANIAN CERDAS IKLIM ALA KELOMPOK TANI SRI DADI DESA SINGKILWETAN KECAMATAN NGOMBOL

Kunci sukses dalam menghadapi perubahan iklim adalah mengubah strategi pembangunan pertanian dengan mengembangkan riset yang adaptif terhadap tantangan perubahan iklim, pemanasan global, dan krisis air. Perubahan iklim global yang ekstrim belakangan ini mempengaruhi kegiatan budidaya, teknologi dan hasil pertanian dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan pertanian, yaitu menyediakan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia dan meningkatkan pendapatan petani dapat terganggu akibat adanya perubahan iklim global.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menegaskan kembali bahwa CSA merupakan kunci andalan SIMURP sehingga harus betul-betul dipahami oleh seluruh pelaksana SIMURP Pusat dan daerah. Tujuan utama dari SIMURP adalah meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani hal ini sejalan dengan program utama Kementan. Dan fokus kegiatan SIMURP adalah Climate Smart Agriculture/CSA atau Pertanian Cerdas Iklim.

Kegiatan CSA bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi Proyek SIMURP. “Implementasi CSA juga wajib diterapkan oleh seluruh pengelola SIMURP baik di Pusat maupun di daerah”, ujarnya.

Kelompok Tani Sri Dadi Desa Singkilwetan merupakan salah satu lokasi kegiatan demplot pertanian cerdas iklim di Kecamatan Ngombol. Pada hari Selasa, 21 Februari 2023 dilakukan pengambilan sampel ubinan dihadiri Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngombol, pemerintah desa dan pengurus kelompok tani sejumlah 10 orang. Pada demplot ini, digunakan Varietas Mekongga dengan menggunakan metode jajar legowo 2 ; 1 jarak tanam 50 x 30 x 15 cm diperoleh 10,8 ton/hektar, sedangkan sebelumnya produktivitasnya hanya 7 ton/hektar. Ketua Kelompok Tani Sri Dadi Somo Mulyo menyampaikan bahwa pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian, baik secara kualitas maupun kuantitas. Penggunaan pupuk organik juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan, semoga petani yang lainnya dapat ikut serta meniru dan mengadopsi teknologi CSA pada lahan pertaniannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

Penyuluh Pertanian di wilayah Kecamatan Ngombol, Edi Prayitno menambahkan teknologi CSA yang diterapkan untuk mengatasi perubahan iklim, antara lain penggunaan bibit dari Varietas Unggul Baru (VUB) yang rendah emisi, penggunaan bahan organik, sistem Jarwo 2 : 1, pengairan berselang menggunakan pipa AWD, pemupukan berimbang, penggunaan kalender tanam serta pengelolaan organisme pengganggu tumbuhan secara terpadu.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembanga Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi di beberapa kesempatan sering menyampaikan, akibat dari perubahan iklim ekstrem, terjadi serangan hama penyakit tanaman di mana-mana dan sehingga menyebabkan sistem produksi di sentra pangan dunia terganggu. “Gunakan smart farming agar dapat menggenjot produksi pertanian kita. Climate Smart Agriculture (CSA) dapat menyelamatkan produksi pertanian kita,” tegas Dedi

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment