
- Kembangkan Padi Organik, Poktan Barokah Tani Diinspeksi LeSOS
- GERAKAN PANGAN MURAH DISAMBUT GEMBIRA MASYARAKAT, PRODUK KEP KECAMATAN BANYUURIP LARIS MANIS DI SERBU WARGA.
- PELEPASAN PEMBERIAN BANTUAN PANGAN TAHAP II KABUPATEN PURWOREJO
- DUKUNG UPAYA KETAHANAN PANGAN, BPP NGOMBOL FASILITASI BIMTEK P2L
- Hama Penggerek Polong pada Tanaman Kacang Hijau
- TEKNOLOGI DRONE UNTUK PERTANIAN MAJU, MANDIRI, MODERN!
- Upaya Memenuhi Kebutuhan Daging Sapi Melalui Usaha Pembibitan Sapi Potong
- Uji Tembakau Multi Lokasi di DKPP
- Dampak Positif Kegiatan CSA SIMURP, Kelompok Tani Maju Rukun Desa Bragolan Membuat Pupuk Organik Lagi
- HADAPI MUSIM KEMARAU, PENYULUH AJAK KWT MENANAM TANAMAN ADAPTIF KACANG HIJAU
SeranganPenyakit Patek / Antraknosa, Ancam Petani Cabai di Karanggedang Bruno

SeranganPenyakit Patek / AntraknosaMengancam Petani Cabai Desa Karanggedang Bruno
Ada saatnyacabai gagal panen karena berbagai penyebab, salah satunya adalah penyakit. Memang ada banyak sekali penyakit yang membuat cabai layu, tetapi penyakit patek tanaman cabai sangat mudah menyerang tanaman ini. Harga cabai yang terbilang dinamis juga sangat ditentukan dengan kualitas hasil panennya, maka sangat disayangkan jika hasilnya belum maksimal. Kualitas perawatan menjadi hal penting dalam meningkatkan kualitas tanaman cabai. Hama patek yang menyerang tanaman cabai ini sangat merugikan, bahkan hal tersebut dapat menurunkan kualitas cabai yang mengakibatkan harga jualnya cenderung turun. Petani cabai yang merasakan kerugian akibat hama patek, tentu mencari solusi pencegahan dan mengatasi agar tidak terjadi kerugian yang cukup tinggi.
Penyakit antraknosa pada cabai, atau dalam bahasa sehari disebut penyakit patek, merupakan serangan yang sangat umum ditemukan pada tanaman cabai. Penyakit ini dapat membawa kerugian besar bagi petani. Bahkan hasil panen cabai dapat berkurang hingga 50 – 100% pada musim penghujan, terutama jika tidak dikendalikan dengan cepat dan tepat.
- Penyakit patek disebabkan oleh dua jenis jamur yakni Colletotricumcapsica sp dan jamur Gloeosporium sp. Keduanya memiliki ciri serangan yang berbeda-beda.
- Jamur Colletotricumcapsica biasanya bekerja di bagian tengah buah cabai dan menyerang cabai yang sudah tua, sementara Gloeosporiumsp biasanya bekerja di bagian ujung buah cabai dan menyerang cabai yang tua maupun muda.
- Faktanya, jamur-jamur penyebab penyakit antraknosa tidak hanya menyerang bagian buah cabai saja, tetapi juga menyebar hingga kebatang, ranting, dan daun.
Petani juga harus berusaha mencegah dan mengendalikan serangan jamu rpenyebab penyakit antraknosa tersebut, antara lain :
- Perhatikan lingkungan penanaman cabai
Jamur penyebab antraknosa berkembang dengan baik pada daerah yang memiliki kelembaban yang tinggi disertai suhu udara yang juga tinggi. Oleh karena itu, pastikan lingkungan penanaman cabai tidak banyak terdapat genangan air, karena ini dapat menjadi tempat yang sangat baik untuk perkembangan jamur.
- Perhatikan jarak penanaman
Usahakan menanam cabai dengan membuat jarak tanaman yang tidak terlalu rapat. Jika tanaman terlalu rapat dan hujan turun terus-menerus, maka kelembaban lingkungan penanaman tersebut akan semakin tinggi dan membuat jamur cepat berkembang.
- Pilih bibit yang sehat
Pemilihan bibit tentu sangat berpengaruh pada keberhasilan panentanaman, termasuk cabai.Oleh karena itu, pilihlah bibit yang berasal dari cabai sehat, bukan bibit dari cabai yang sebelumnya sudah terkena penyakit antraknosa. Hal ini dikarenakan spora jamur masih bisa bertahan pada benih.
- Perhatikan penggunaan pupuk dan fungisida
Untuk mengendalikan serangan penyakitantr aknosa, gunakanlah pupuk yang mengandung unsur nitrogen rendah. Hal ini dikarenakan unsur nitrogen dapat membuat tanaman menjadi rimbun yang akhirnya membuat lingkungan tanaman tersebut menjadi lembab. Untuk pemupukan tanaman, gunakanlah pupuk yang mengandung unsur Kalium dan Kalsium yang tinggi. Kedua unsur ini dapat membantu pengerasan kulit buah cabai. Selainitu, penggunaan fungisida juga sangat penting diterapkan pada tanaman yang rentan terkena jamur. Untuk mengendalikan serangan penyakit antraknosa, gunakanlah fungisida dengan bahan aktif mankozebatau tembagahidroksi.
Demikian beberapa langkah yang dapat ditempuh petani untuk mengatasi penyakit patek/ antraknosa yang sering menyerang tanaman cabai kita.
Suyono salah seorang anggota kelompok tani Dwi Manunggal Karya desa Karanggedang kecamatan Bruno yang tanaman cabainya mengalami serangan penyakit patek, semenjak panen yang ke 3 beberapa waktu yang lalu. Diceritakan bahwa tanaman yang ditanam ada 2.000 an batang, dan sudah 5 kali petik/ panenna mundemikian mulai panen ke 3 sudah mengalami serangan penyakit patek. Harga jual cabainya pun mengalami penurunan, dari semula 20.000/ kg saat ini hanya berkisar 10.000/kg. Suyono menambahkan dirinya kurang bersemangat lagi memelihara tanaman cabainya yang terserang penyakit ini, dikarenakan hingga saat ini pengendalian penyakit ini yang sangat susah dan membutuhkan kesabaran yang luar biasa.
Pengirim : Nurman Saifudin, S. Pt