
- Kegiatan sekolah lapang penerapan inovasi teknologi
- Pembinaan dan Pengawasan Sumber Bibit Ternak Kambing Kaligesing
- POKTAN MUJI RAHAYU LAKUKAN GERDAL HAMA TIKUS DENGAN PENGEMPOSAN
- Sekolah Lapang Padi 2023, di Poktan Sido Harjo Desa Tunggorono Kecamatan Kutoarjo
- BPP BUTUH MELAKUKAN DROPING BANTUAN PUPUK HAYATI CAIR KE KELOMPOK TANI
- DISRIBUSI BANTUAN PANGAN PEMERINTAH DI KECAMATAN BAYAN
- SeranganPenyakit Patek / Antraknosa, Ancam Petani Cabai di Karanggedang Bruno
- TEMU TEKNIS INISIASI TEMBAKAU PADA DATARAN TINGGI
- HALAL BI HALAL DAN PERTEMUAN KTNA KECAMATAN GEBANG
- SL Padi Tahun 2023 dBPP Purworejo di Semawung
Penyakit hawar daun bakteri pada tanaman Padi
Berita Terkait
- Optimalisasi Tanam Padi Jarwo Kelompok Tani Bumi Makmur , Kedungpoh, Loano0
- Pembangunan pertanian secara alami yang ramah lingkungan di Bagelen0
- Rapat Kor dan Persiapan Pelaksanaan Pengawasan dan Pemeriksaan Hewan Kurban Tahun 20220
- PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK UNTUK PPL DAN PETANI DI LOANO0
- Sosialisasi Teknologi informasi dan komunikasi0
- PELATIHAN P2L DANA KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DAK-NF KABUPATEN PURWOREJO TA. 20220
- CEGAH SERANGAN WERENG BATANG COKLAT, POKTAN RUKUN, JONO BAYAN TERAPKAN BIO PESTISIDA METARIZEP0
- Pemanfaatan Buah MOJO PAHIT sebagai Mikroorganisme Lokal0
- Gerdal Preventif Wereng batang coklat (WBC) dan penyakit Kresek di Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo0
- TINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI, KEMENTAN GELAR BIMBINGAN TEKNIS DAN SERAHKAN BANTUAN BENIH PADI0
Berita Populer
- Solusi Mengatasi Kesulitan Beranak Pada Kambing Betina
- INGIN BULIR PADI PADAT BERISI, APLIKASIKAN SCORE ALAMI YUKSSS
- Supervisi Varietas padi Siam Siam
- Pemeriksaan Kebuntingan Sapi
- Padi Varietas INPARI 32 (Inbrida Padi Sawah Irigasi) Cocok untuk Bagelen
- Apa Itu Keamanan Pangan...?????
- Penyakit hawar daun bakteri pada tanaman Padi
- Kelemahan Rice Transplanter
- Pembentukan KWT
- CPCL Penerima Bantuan TA 2021

Rabu, 22 juni 2022 PPL Kecamatan Kemiri Afni Rositawati dan Sasmitha Wening telah melakukan pengamatan pertanaman padi di Desa Kerep. Terlihat hijau namun jika semakin mendekat dan jeli pada tanaman padi ini ternyata ada serangan HWD (hawar daun bakteri).
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit pada tanamam padi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Patogen ini dapat mengenfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen. Penyebab penyakit (patogen) menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lobang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal tersebut menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis yang apabila terjadi pada tanaman muda mengakibatkan mati dan pada tanaman fase generative mengakibatkan pengisian gabah menjadi kurang sempurna.
Gejala tanaman yang terkena penyakit tersebut ialah bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek. Gejala kresek sangat mirip dengan gejala sundep yang timbul akibat serangan penggerek batang pada fase tenaman vegetatif. Pada tanaman dewasa penyakit hawar daun bakteri menimbulkan gejala hawa (blight). Baik gejala kresek maupun hawar, gejala dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi kering. Bila serangan terjadi saat berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70 persen.
Faktor pengaruh
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terutama adalah kelembaban yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu penyakit hawar daun bakteri sering timbul terutama pada musim hujan. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri. Oleh karena, itu untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri disarankan tidak memupuk tanaman dengan Nitrogen secara berlebihan, gunakan pupuk Kalium dan tidak menggenangi pertanaman secara terus menerus, sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang (intermiten).
Sasmitha Wening Mustikawati-