ANTISIPASI POPULASI WERENG BATANG COKLAT, BPTPH TEMANGGUNG ADAKAN GERDAL APBN DI KECAMATAN NGOMBOL

By DINPPKP 09 Mei 2023, 09:13:22 WIB Penyuluhan
ANTISIPASI POPULASI WERENG BATANG COKLAT, BPTPH TEMANGGUNG ADAKAN GERDAL APBN DI KECAMATAN NGOMBOL

ANTISIPASI POPULASI WERENG BATANG COKLAT, BPTPH TEMANGGUNG ADAKAN GERDAL APBN DI KECAMATAN NGOMBOL

 

Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) atau yang disingkat WBC merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman padi dan merugikan petani padi karena dapat mengakibatkan gagal panen. Selain itu, WBC juga menjadi vektor bagi penularan penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa. Siklus hidup WBC relatif pendek yaitu lebih kurang 35 hari di mana seekor WBC betina mampu beranak sampai 300 ekor. Kemampuan terbang WBC yang bersayap selama 30 hari bisa mencapai 200 km. WBC dapat menyerang tanaman padi pada semua umur, sehingga pengendaliannya harus tuntas pada generasi I atau selambat-lambatnya pada generasi II.

Hari Senin, 8 Mei 2023 bertempat di lahan Kelompok Tani Ratnasari Desa Tanjungrejo Kecamatan Ngombol dilakukan gerakan pengendalian hama wereng batang coklat. Acara ini dihadiri oleh BPTPH Temanggung, Petugas POPT, PPL, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Pemerintah Desa Tanjungrejo, Pengurus dan anggota kelompok tani sebanyak 20 orang. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengendalikan serangan WBC secara responsif yaitu aplikasi agens hayati (Beauveria bassiana) yang merupakan bantuan stimulan dari BPTPH Temanggung.

Kegiatan Gerdal diawali dengan pemberian materi dan pengarahan oleh Miftahudin dari BPTPH Temanggung yang menyampaikan tentang agens hayati (Beauveria bassiana), manfaat, cara membuat dan aplikasi di lahan. Penggunaan agens hayati merupakan teknologi pengendalian yang lebih ramah lingkungan dengan sistem kerjanya yaitu spora jamur Beauveria bassiana masuk ke tubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Jamur ini selanjutnya akan mengeluarkan racun beauverin yang membuat kerusakan jaringan tubuh serangga. Dalam hitungan hari, serangga akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan tertutup oleh benang-benang hifa berwarna putih.

Sedangkan teknik aplikasi yaitu untuk tangki sprater ukuran 14 liter air adalah ± 50 gram biakan Beauveria bassiana. Ambil setengah bungkus plastik kecil (50 gram) dimasukkan dalam ember yang berisi air bersih seperempat atau setengah bagian, kemudian media diremas-remas secara perlahan hingga jamur terlepas dari media, masukkan dalam tanki srayer dengan disaring terlebih dahulu menggunakan kain yang tipis agar gumpalan tidak menyumbatt nozel sprayer. Aplikasi penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari berkisar pk. 15.00 – 18.00, agensia hayati Beauveria bassiana tidak tahan terhadap sengatan terik matahari dan dapat menyebabkan kematian. Aplikasi akan lebih efektif jika kelembaban udara tinggi pada lingkungan lahan. Penggunaan perekat, perata, dan pembasah dianjurkan mengingat jika usai penyemprotan turun hujan akan menyebabkan efektivitas agensia hayati Beauveria bassiana menurun.

Para petani secara serempak melakukan penyemprotan Beauveria Bassiana di areal sawah Poktan Ratnasari seluas 20 Ha. Setelah gerakan pengendalian wereng dilanjutkan diskusi dan tanya jawab seputar organisme pengganggu tanaman pada tanaman padi, kartu tani, pupuk dan pemupukan. Pemerintah Desa Tanjungrejo juga sudah melakukan beberapa kegiatan untuk mendukung pertanian yang sehat antara lain pemasangan light trap untuk mengetahui keberagaman hama yang ada di lahan persawahan serta penanaman refugia di sepanjang jalan pematang sawah sebagai tempat perlindungan dan sumber pakan bagi serangga musuh alami (baik predator atau pemangsa maupun parasitoid).

 

Pengirim :

BAKTI WORO HARYANTI, SP (PPL KEC NGOMBOL)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment