PETANI SENDANGSARI BERUPAYA MENURUNKAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)

By DINPPKP 24 Feb 2023, 08:16:57 WIB Penyuluhan
PETANI SENDANGSARI  BERUPAYA MENURUNKAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)

PETANI DESA SENDANGSARI

BERUPAYA MENURUNKAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)

 

Petani Desa Sendangsari Kecamatan Purwodadi yang tergabung dalam Kelompok Tani Sidodadi, pada hari Selasa tanggal 21 Februari 2023 melaksanakan Kursus Tani guna penerapan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) untuk tanaman padi. Kegiatan ini merupakan Fasilitasi Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) atau Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak, untuk peningkatan kapasitas petani. Kegiatan ini dilaksankan di 24 kelompok tani di Kecamatan Purwodadi .

Kursus tani diikuti oleh 25 orang anggota kelompok dan dipandu oleh dua orang Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Purwodadi, Desty Lina Erfawati, SP dan Anang Sulistio, SP. Kelompok Tani Sidodadi yang diketahui oleh Artadi membuka acara dengan memotivasi anggota yang hadir untuk semangat mengikuti kegiatan dan dapat menerapkan teknologi anjuran yang dipelajari.

PPL sebagai pemandu kegiatan mengajak petani untuk memahami tentang pengertian emisi Gas Rumah Kaca (GRK), penyebabnya, apa akibatnya dan bagaimana solusinya. Emisi GRK adalah merupakan proses pemanasan bumi yang disebabkan oleh gas-gas yang dilepaskan ke atmosfer dari berbagai aktivitas manusia di bumi dan menimbulkan efek rumah kaca di atmosfer. Gas-gas yang dilepaskan akibat aktifiats manusia diantaranya, uap air, karbondioksida, gas metan dan hidrofluorokarbon.  Emisi GRK yang berlebihan menimbulkan dampak negatif, diantaranya ketidakstabilan/perubahan iklim, meningkatnya permukaan air laut, dan meningkatkan suhu secara global.

Pada kegiatan kursus tani, petani juga diajak memahami bahwa selain polusi udara berupa gas karbondioksida dari industri, dan kendaraan bermotor, ternyata kegiatan budidaya pertanian merupakan salah satu penyebab peningkatan emisi GRK. Peningkatan emisi GRK itu diantaranya dari :

  1. Gas metan yang dikeluarkan dari fermentasi enterik peternakan, yaitu dari kotoran ternak yang tidak diolah.
  2. Karbondioksida yang dikeluarkan dari pembakaran biomassa (sisa tanaman) seperti Jerami, dan perilaku membakar hutan untuk lahan pertanian.
  3. Gas metan yang dikeluarkan dari pupuk kimia.
  4. Uap air dan gas metan yang dikeluarkan oleh penggenanganan pada lahan padi.

Upaya untuk meningkatkan produksi sekaligus menjaga bumi dengan menurunkan atau menghilangkan emisi GRK, dilanjutkan dengan memberi pemahaman tentang pengertian CSA, tujuan CSA dan beberapa teknologi CSA.

CSA adalah suatu pendekatan untuk mentransformasikan dan mengorientasi ulang sistem produksi pertanian dan rantai pangan, sehingga keduanya mendukung pertanian berkelanjutan dan menjaga ketahanan pangan di tengah perubahan iklim.

Ada beberapa teknologi CSA yang dapat petani terapkan sebagai solusi menghadapi perubahan iklim :

  1. Penggunaan bahan organik untuk membuat pupuk organik
  2. Penggunaan varietas unggul produksi tinggi  yang tahan terhadap cekaman dan rendah emisi.
  3. Sistem budidaya padi jajar legowo dengan menggunakan  bibit usia muda dan penggunaan  benih 2-3 bibit bibit per lubang.
  4. Teknologi hemat air  melalui  sistem irigasi intermitten/Alternate Wet and Drying (AWD).
  5. Pemupukan berimbang
  6. Penerapan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terpadu dengan mengutamakan penggunaan pestisida nabati, dan agensia pengendali hayati (APH).

Persiapan penerapan teknologi CSA di Kelompok Tani Sidodadi diawali dengan membuat pupuk organik dari bahan organik kotoran hewan. Selain bahan organik dan bahan tambahan pembuatan pupuk organik, fasilitasi SIMURP yang diberikan kepada kelompok pelaksana kursus tani, yaitu berupa ember tumpuk untuk membuat pupuk organic cair (POC) dari bahan organic sampah rymah tangga isolat jamur Beauveria bassiana yang dikembangkan dengan larutan  ekstrak kentang gula (EKG), pralon AWD untuk indikator ketinggian air di sawah dan benih varietas unggul rendah emisi. Bahan dan alat-alat penunjang teknologi CSA tersebut akan diterapkan pada musim tanam (MT) kedua padi tahun 2023.

(Desty Lina Erfawati, SP – PPL BPP Kecamatan Purwodadi)

 

 

 

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment