
- Farmer Field Day CSA Simurp BPP Gebang, Mantapkan Petani Budidaya Padi Ramah Lingkungan
- SIARAN RADIO MASIH EFEKTIF SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN
- ADAKAN WORKSHOP, PSEKP KEMENTAN EVALUASI EFEKTIVITAS PERAN BPP DALAM PERCEPATAN DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN
- Uji Hammer Test Jalan Usaha Tani
- DROPPING BANTUAN BIBIT AYAM KUB
- PEMBUATAN EMBER TUMPUK
- Pertemuan Bimtek PHL(Pekarangan Hortikultura Lestari) Kecamatan Bagelen
- Rapat Koordinasi Identifikasi Geografis Kopi Kabupaten Purworejo
- RPH Baledono Terapkan Sistem Jaminan Produk Halal
- KONTES KAMBING KALIGESING LOKAL DESA HARDIMULYO
EDUKASI PETANI TENTANG PENGELOLAAN TANAMAN PADI MELALUI SEKOLAH LAPANG IPDMIP DI DESA AGLIK KECAMATAN GRABAG

EDUKASI PETANI TENTANG PENGELOLAAN TANAMAN PADI
MELALUI SEKOLAH LAPANG IPDMIP DI DESA AGLIK KECAMATAN GRABAG
GRABAG NEWS – Salah satu kegiatan dalam program IPDMIP ini adalah sekolah lapang. Sekolah Lapang IPDMIP (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program) merupakan proses pembelajaran non formal bagi para petani. SL IPDMIP akan mendorong petani menjadi lebih mandiri karena tujuan utamanya membangun kemandirian petani dalam pengelolaan proses pembelajaran dari oleh dan untuk petani. Sekolah lapang yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani Lestari Desa Aglik, dibuka perdana pada hari Senin (8/5/2023) di Balai Kemasyarakatan Desa Aglik.
Kepala Desa Aglik Kecamatan Grabag, Basiyo mengatakan dengan adanya SL IPDMIP ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman padi untuk menjaga ketahanan pangan Desa Aglik.
“Alhamdulillah, Desa Aglik diberi kepercayaan mendapat program sekolah lapang. Diharapkan agar proses Sekolah Lapang dapat menyiapkan petani yang tangguh di Desa Aglik yang mampu menghadapi dinamika sekarang dan tantangan masa depan," ungkap Basiyo mengawali sambutannya.
Dalam kegiatan tersebut, diikuti oleh 20 petani yang terdiri dari 14 petani laki- laki dan 6 petani wanita dengan menggandeng Penyuluh Wibi Desa Aglik dan POPT Kecamatan Grabag sebagai narasumber. Hadir pula Koordinator BPP Kecamatan Grabag, Umiyatun Wijayanti, STP.
Dalam sambutannya, Umiyatun Wijayanti, STP menyampaikan bahwa sekolah Lapang masih menjadi andalan bagi penyuluh dalam penyebarluasan teknologi untuk petani hingga sekarang.
“SL IPDMIP Kecamatan Grabag ini dilaksanakan di Daerah Irigasi (DI) Siwatu Kanan sehingga SL ini diperuntukkan bagi desa yang dialiri Daerah Irigasi tersebut, salah satunya Desa Aglik. Sekolah lapang harus semaksimal mungkin dimanfaatkan petani untuk membahas permasalahan serta berdikusi untuk mencari pemecahan masalah bersama- sama. Kelompok tani sebagai kelembagaan juga harus selalu aktif sebagai wadah untuk komunikasi antar petani dengan melakukan pertemuan- pertemuan rutin”, tandasnya.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh penyuluh wibi setempat dan POPT Kecamatan Grabag. Menurut Penyuluh Wibi, Sudarwati, SP, bahwa SL IPDMIP ini akan dilaksanakan 12 kali pertemuan. Dengan adanya SL ini, diharapkan akan memberikan manfaat kepada petani yaitu memberikan informasi dan inovasi- inovasi di bidang pertanian.
“Pertemuan 12 kali ini, akan disampaikan beberapa materi seperti sistem tanam jajar legowo, pembuatan agen hayati, pengairan berselang dan pengendalian hama menggunakan pestisida hayati. Selain materi klasikal, petani juga akan praktek langsung di lapang tentang materi klasikal yang telah diperoleh”, ungkap beliau.
Dilanjutkan dengan pemaparan oleh POPT Kecamatan Grabag, Wakhidatun Jamaliyah, SP. Beliau memaparkan bahwa, kegiatan SL IPDMIP sangat positif karena memberikan banyak pengetahuan yang bisa bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian. Karena itu, peserta harus mengikuti materi yang disampaikan dengan serius.
“Untuk teknis pelaksanaan SL ini, akan diawali dengan pretest. Agar pelaksanaannya efektif, peserta dengan jumlah 20 orang ini akan dibagi menjadi 4 kelompok. Masing- masing kelompok akan melakukan pengamatan di lahan sawah mengenai ekosistem kemudian dipaparkan hasil pengamatan saat kembali ke kelas”, ungkap beliau sekaligus menutup acara tersebut.
Acara diakhiri dengan pelaksanaan pretest untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman petani tentang budidaya padi sebelum diadakan sekolah lapang, yang nantinya pada pertemuan yang ke 12 juga akan dilaksanakan postest untuk mengetahui hasil yang diperoleh petani setelah mengikuti sekolah lapang.